About

Sharing melalui Media Sosial di bawah ini

New Post

Rss

Wednesday, May 29, 2013
Mengkaji Ulang  "Indonesia Merdeka"

Mengkaji Ulang "Indonesia Merdeka"

    
 mengkaji ulang indonesia merdeka

       Sejarah mencatat begitu beratnya perjuangan untuk membebaskan negeri ini (Indonesia) dari penjajahan. Terlepas dari pro dan kontra sejarah di negeri ini dikarenakan perbedaan sudut pandang ideologi serta kepentingan penguasa namun ada yang menurut saya menarik untuk dibahas tentang sebuah "kata".
Sebuah kata yang bisa dikatakan simbol titik tolak perubahan besar di Indonesia. Kata tersebut adalah "MERDEKA".
       Dulu ketika para pejuang kemerdekaan berusaha membebaskan negeri ini tak sedikit mereka mendapatkan penderitaan, penyiksaan bahkan pembunuhan secara keji.
Tuesday, May 7, 2013
no image

Jurnal Ilmiah Islam : " Terapi Pengobatan Menggunakan Music di Zaman Khilafah Ustmaniyah"

Ottoman Music Therapy
Nil Sari
(Professor Nil Sari, Ph. D., from Istanbul University Cerrahpasa Medicine Faculty, Department of Deontology and History of Medicine, is a world expert scholar in the history of medicine, Islamic medicine and culture and Ottoman science and medicine. Professor Sari is also a key FSTC associate. Presently Professor Nil Sari is Head of the Medical Ethics and History Department, Istanbul University, Cerrahpaşa Medical School.)

Table of contents
1. Introduction
2. The theory of music therapy
3. Ottoman Turkish music modes as a mean of therapy
4. How was music therapy applied?
5. Appropriate use of music as a mean for developing one's self
6. Bibliography and references
6.1. Bibliography
6.2. Further reading
6.3. Articles on music on www.MuslimHeritage.com

***
1. Introduction
Is music an efficient means of healing? Can disease be hindered by melodies? Music has been used as a means of therapy through the centuries to heal all kinds of diseases and disorders by various peoples, in spite of discussions about it. Turkish communities have also been practicing music therapy since the pre-Islamic era. Kam, the Turkish shaman tried to get into relation with the spirits of the other world by means of his or her davul, the drum and oyun, the ritual ceremony; hence they tried to benefit from their supernatural powers. The kam tried to affect the spirits by utilizing music, either driving evil spirits away, or attracting the help of good spirits so as to achieve treatment.
Monday, May 6, 2013
Diskusi Seru Jilbab dan Kerudung

Diskusi Seru Jilbab dan Kerudung



jilbab


1. sy nggak mau kerudungan! kerudungan itu kuno | "lha, itu zaman flinstones, lebih kuno lagi, nggak pake kerudung"
2. tapi kan itu kan hal kecil, kenapa kerudungan harus dipermasalahin?! | "yang besar2 itu semua awalnya kecil yg diremehkan"
3. yang penting kan hatinya baik, bukan lihat dari kerudungnya, fisiknya! | "...trus ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik?"
4. kerudungan belum tentu baik | "betul, yang kerudungan aja belum tentu baik, apalagi yang...(isi sendiri)"
5. sy kemarin liat ada yg kerudungan nyuri! | "so what? yg nggak kerudungan juga banyak yang nyuri, gak korelasi kali"
HTI MEMBAHAYAKAN NKRI?

HTI MEMBAHAYAKAN NKRI?


hti

Oleh : Yusha An-Nabhany

a.    Apa dan siapa yang berbahaya ?
Sering saya dengar dari berbagai forum diskusi, seminar, bedah buku dan sejenisnya yang  membahas tentang pergerakan Hizbut Tahrir dalam mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah khususnya di negeri ini (Indonesia). Tak sedikit yang beragumen bahwa HTI adalah ancaman bagi kedaulatan NKRI (Negara kesatuan republik Indonesia), pergerakannya dapat memecah belah persatuan dan menimbulkan gejolak di masyarakat Indonesia yang plural. Sering demonstrasi, sering mengkritik pemerintah, bahkan menentang sistem pemerintahan yang sah di negara ini (demokrasi).
Sejenak saya berfikir, SEBENARNYA YANG MEMBAHAYAKAN NKRI ITU SIAPA?
Mari kita lihat pergerakan HTI selama ini :
no image

Syria: The End Game


basher-burn
After 18 months of fighting the al-Assad regime, the end game, by Allah’s grace in now in sight. The whole Ummah has watched with astonishment at not just the brutality of al-Assad but the mixed messages from the West, which played a key role in the slaughter, by giving al-Assad ample time to end the uprising.
Copyright © 2012 Catatan Dunia Islam All Right Reserved