Klasifikasi Guru dan Peranannya Dalam Pendidikan Khilafah Abbasiyah
Dari zaman dulu hingga sekarang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun peradaban di suatu negara. Maka sangat layak penghormatan yang tinggi diberikan kepada mereka. Guru dalam pendidikan islam merupakan organ penting untuk mentransfer ilmu pengetahuan islam sekaligus membina kaum muslimin agar menjadi pribadi yang tangguh, memiliki syakhsiyyah (kepribadian) islam serta siap membela agama Allah.
Pada abad
pertengahan yang merupakan salah satu titik puncak zaman keemasan islam yaitu
era khilafah Abbasiyah ada beberapa klasifikasi guru mulai dari tipe guru,
pakaian, perserikatan, dan sebagainya. Berikut yang kami dapatkan :
Pakaian
guru
Selama
kekhilafahan Abbasiyah para guru mengikuti gaya Persia, mengenakan tutup kepala
Persia, Celana lebar (laki-laki), rok besar (perempuan), memakai rompi dan
jaket ala Persia. Semuanya ditutup dengan jubbah atau aba manterl luar
dan taylasan di atas surban
Tipe
Guru
Ada enam tipe guru yaitu : muallim,
mu’addib, mudarris, syaikh, ustadz, Imam
Ini belum termasuk guru pribadi dan
para muaiyyid atau asisten guru. Muallim biasanya julukan bagi guru
sekolah dasar. Mu’addib secara harfiah adalah orang/guru yang beradab,
ini adalah julukan untuk guru di sekolah menengah. Mudarris adalah satu
julukan untuk seorang mu’id atau pembantu. Ia sama dengan asistem professor
dan membantu mahasiswa menjelaskan hal-hal yang dibahas dalam perkuliahan. Syaikh
adalah julukan khusus yang menggambarkan keunggulan akademik serta Ilmu Islam.
Sedangkan Imam adalah julukan tertinggi (sudah selevel mujtahid)
Perserikatan guru
Pada zaman tersebut juga terdapat
perserikatan guru (sejenis dengan sekarang di Indonesia bernama PGRI). Serikat
tersebut jumlahnya cukup banyak mengikuti pengklasifikasian jenis keilmuan,
keliman dan kapasitas mengajar guru. Perserikatan ini memiliki pengaruh besar
dalam dunia profesi guru.
Bimbingan
Setiap guru adalah pembimbing . Pada
zaman tersebut Imam Al Ghazali dikenal sebagai pembimbing yang baik dan professional
terutama dalam hal bimbingan di pendidikan tinggi. Peserta didik dilatih dalam
suatu profesi dengan bakat dan kecenderungan yang dimilikinya dan tidak
diperkenankan hanya mengikuti profesi orang tua maupun cita-cita orang tua
saja. Inilah peran guru untuk membaca bakat, kemampuan dan membimbing serta mengarahkan
secara tepat
Kemudahan Akademik
Terdapat banyak sekali kemudahan
akses untuk mendapatkan referensi ilmu pengetahuan. Peserta didik diberikan
kebebasan untuk bertanya dan berdiskusi dengan guru bahkan diperbolehkan untuk
mengkritisi pendapat guru jika memang ditemukan kesalahan (tentunya dengan adab
yang baik). Perpustakaan tersedia di banyak tempat, mulai dari perpustakaan
umum hingga perpustakaan di kesultanan (perpustakaan Negara). Bahkan tak
sedikit mereka yang mendapatkan bantuan finansial untuk melakukan pendalaman
akademik mereka
Hikmah
Tentunya bukan hanya sekedar materi
yang dikejar sebagai seorang guru tapi kesadaran untuk membina dan mengarahkan
ummat Islam sehingga mencetak para cendekiawan, ilmuwan, mujtahid dan mujahid
yang meninggikan kalimatuLLah.
Referensi :
Nakosteen, M. History of Islamic
Origins of Western Education.1964. Colorado :
University of Colorado Press
semangat untuk para guru
ReplyDelete